Suatu malam, Rina mengajak sahabatnya, Lita, untuk menghabiskan waktu bersama di kafe setelah seharian bekerja. Saat sedang asyik berbincang, Rina tak bisa menahan rasa penasaran tentang hubungan Lita dengan pacarnya, Ardi. Meskipun sudah berbulan-bulan pacaran, Lita selalu tampak menutupi banyak hal tentang Ardi. "Kenapa sih, Lita? Kamu selalu menyembunyikan Ardi dari teman-teman kita? Ada apa dengan dia?" tanya Rina. Lita terdiam sejenak, lalu menghela napas. "Rina, kamu tahu nggak, kadang ada hal yang nggak mudah dibicarakan. Ardi memang baik, tapi ada sisi dirinya yang kadang membuatku ragu." Rina terkejut mendengar pengakuan Lita. "Sisi seperti apa?" Lita menceritakan bahwa Ardi sering kali memiliki sikap yang berubah-ubah. Terkadang sangat perhatian, namun di lain waktu, dia sangat tertutup dan dingin. Meskipun begitu, Lita merasa kesulitan untuk melepaskannya, karena dia sangat mencintai Ardi. "Jadi, kamu masih bertahan?" tanya Rina dengan nada lembut. Lita mengangguk pelan. "Iya, tapi aku juga merasa bingung. Aku nggak tahu harus bagaimana lagi." Rina hanya bisa menghela napas. Dia tahu, cinta kadang memang tidak semudah itu untuk dipahami.
Di sebuah kost yang ramai, ada seorang gadis bernama Maya. Setiap hari, dia terlihat ceria dan selalu menceritakan kisah lucu tentang pacarnya kepada teman-temannya, termasuk Sarah. Namun, ada satu hal yang selalu membuat Sarah penasaran—Maya tak pernah mengungkapkan siapa pacarnya sebenarnya. Suatu hari, Sarah memutuskan untuk mencari tahu. Dia bertanya pada Maya, “Maya, kenapa kamu nggak pernah bawa pacarmu ke sini? Pasti seru kan kalau kita bisa kenalan?” Maya tersenyum misterius dan menjawab, “Pacarku itu orang yang berbeda, Sarah. Dia lebih suka menjaga privasi, dan aku juga nggak mau membuatnya merasa tertekan.” Sarah semakin penasaran, tetapi tidak ingin memaksa. Namun, seminggu kemudian, Maya tiba-tiba menghilang. Dia tidak memberi kabar, dan Sarah merasa khawatir. Beberapa hari setelahnya, Maya muncul kembali dengan wajah yang tampak lelah. “Gimana, Maya? Ada apa?” tanya Sarah dengan cemas. Maya menghela napas panjang, lalu berkata, “Sebenarnya, pacarku itu adalah seseorang yang sudah lama pergi. Kami terpisah karena keadaan yang tak bisa kujelaskan. Dia bukan orang yang bisa kutemui lagi, tapi kenangan kami tetap hidup dalam hatiku.” Sarah terkejut mendengar penuturan Maya. Kini, dia mengerti bahwa pacar Maya adalah bagian dari masa lalu yang sulit untuk dilupakan, namun tetap berharga.